Laporkan Penyalahgunaan

Blog berisi kumpulan produk hukum Indonesia.

Keropos Tulang Bisa Terjadi di Usia Muda, Cegah Sejak Dini

Patah tulang akibat osteoporosis atau pengeroposan tulang menjadi kekhawatiran terutama pada penduduk berusia lanjut. Kepadatan masa tulang yang terus menurun akibat penuaan, menyebabkan tulang keropos dan mudah patah. Umumnya keropos tulang ini mengintai usia lanjut. Namun,  belakangan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat, keropos tulang kini bisa terjadi lebih awal.
osteoporosis

Dokter Spesialis Ortopedi dr Franky Hartono, SpOT(K), mengatakan osteoporosis bisa muncul lebih awal karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang berolahraga. Di samping karena berat badan rendah, dan faktor genetik di mana orang tua yang keropos tulang bisa menurun ke keturunannya. “Biasanya osteoporosis terjadi pada usia 40 tahun keatas. Tapi faktor lingkungan juga pegang peranan  penting. Makanan yang dikonsumsi apakah kaya kalsium atau tidak? Gaya hidupnya aktif atau pasif. Gaya hidup mempengaruhi osteoporosis timbul lebih awal,” ujar Franky .

Kebiasaan hidup turut mempengaruhi tingginya kasus keropos tulang. Mengutip jurnal internasional yang menyebut setiap tahun terjadi hampir 9 juta kasus patah tulang di dunia akibat keropos tulang, atau setiap detik terjadi satu kasus. Dari 9 juta kasus patah tulang, yang paling sering terjadi itu adalah patah pergelangan tangan sebanyak 1,7 juta kasus, tulang panggul 1,6 juta kasus, dan tulang belakang 1,4 juta kasus. Dari semua kasus ini, yang paling memberikan dampak besar adalah patah tulang panggul, karena menyebabkan tidak bisa berjalan dan penanganannya selalu harus dengan operasi. Ini banyak terjadi pada lansia, karena lebih mudah jatuh.

Di Indonesia, prevalensi keropos tulang untuk wanita meningkat 23% pada usia 50-80 tahun, dan
meningkat dua kali lipat menjadi 53% di usia 70-80 tahun. Prevalensi keropos tulang pada pria Indonesia empat kali lebih rendah dibandingkan dengan wanita. Bahayanya, osteoporosis tidak menunjukkan gejala awal atau tanda-tanda terjadi penurunan kepadatan tulang. Namun ada gejala-gejala umum yang patut diwaspadai, seperti sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, lebih sering mengalami cedera atau keretakan tulang.

Osteoporosis memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup penderitanya, bahkan bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian. Sebelum itu terjadi, mencegah adalah yang paling penting untuk mengurangi risiko. Usia 0-40 tahun merupakan kesempatan emas untuk menimbun massa tulang dengan bergaya hidup sehat. Olahraga secara teratur, misalnya berjalan cepat selama 30 menit per hari agar merangsang proses regenerasi sel-sel tulang.

regenerasi sel sel tulang mencegah osteoporosis
olahraga dapat membantu regenerasi sel sel tulang mencegah osteoporosis

Perbanyak pilihan makanan yang kaya akan kandungan vitamin D, kalsium dan B3. Mendapatkan paparan matahari yang cukup, hindari atau kurangi rokok, dan minuman keras. Bila perlu lakukan pemeriksaan Bone Mass Density (BMD) untuk menilai kepadatan tulang setiap enam bulan atau satu tahun sekali. Pemeriksaan ini penting untuk memberi gambaran tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah atau mengatasi osteoporosis.

Bagi yang telah terdiagnosa mengidap osteoporosis, biasanya diberikan obat-obatan untuk mencegah
keretakan tulang. Tapi, penting bagi penderita untuk menjaga diri agar tidak mengalami cedera
atau keretakan tulang. Penderita yang lanjut usia disarankan untuk menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara teratur. Ciptakan rumah dan lingkungan yang aman dengan memindahkan perabot yang membuat risiko untuk jatuh, terantuk, atau terbentur.

Jika sudah mengalami keretakan tulang, perawatan dengan mandi air hangat atau relaksasi juga bisa
membantu proses pemulihan. Untuk proses pemulihan  yang sesuai, sebaiknya konsultasikan dengan  dokter tentang bagaimana menjalani hidup dengan osteoporosis dalam jangka panjang.

Related Posts